Sabtu, 12 April 2014

Filled Under:

Komik Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

        Salah satu penyebab rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran adalah karena pembelajaran yang disajikan kurang menarik minat siswa. Pembelajaran yang penulis maksud bisa berupa metode penyampaiannya yang kurang menarik atau pula kemasan bahan ajar yang dibuat kurang menarik, sehingga siswa kurang memperhatikan apa yang sedang dia pelajari. Metode pembelajaran yang tidak bervariasi, juga dapat menurunkan minat siswa, suatu metode mungkin menarik jika disajikan satu atau dua kali, jika metode itu disajikan secara terus menerus maka otomatis siswa akan merasa jenuh dengan metode tersebut. Oleh karena itu diperlukan variasi metode dalam mengajar.
     Seiring dengan berkembangnya waktu, pengelolaan alat bantu pembelajaran berupa media sangat dibutuhkan untuk membantu proses belajar mengajar. Dengan menerapkan metode dan media pembelajaran yang baik diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa. Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan untuk menarik minat siswa adalah dengan media pembelajaran berbasis komik. Media Komik Pembelajaran merupakan media berbasis cetak, hal tersebut berdasarkan proses dan sifat media tersebut. Media Komik memiliki beberapa proses antara lain meliputi menggambar manual, gambar scanner, editing dengan program photoshop atau corel draw dan proses pewarnaan. Setelah selesai dengan beberapa proses tersebut, maka media komik akan melalui proses pencetakan. Media Komik digolongkan sebagai bahan cetak yang memerlukan proses pencetakan untuk memperbanyak media tersebut serta memerlukan proses editing sebelum mencetaknya. Sedangkan berdasarkan sifatnya Media Komik Pembelajaran mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah untuk dipahami oleh siswa.
       Komik pembelajaran dalam teknologi pendidikan bersifat edukatif dan menciptakan unsur penyampaian pesan yang jelas serta komunikatif. Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca (Rohani, 1997:78). Dalam penggunaan media komik secara efektif pada saat proses belajar mengajar, guru diwajibkan untuk menggunakan motivasi potensial dari buku komik yang dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif (Sudjana, 2007:68).
       Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Sudjana, 2007:64). Adapun karakteristik komik antara lain:
  1. Komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung,
  2. Komik bersifat humor,
  3. Perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bisa dihayati,
  4. Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat,
  5. Cerita pada komik mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan tokoh utamanya,
  6. Ceritanya ringkas dan menarik perhatian,
  7. Dilengkapi dengan aksi bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, dan
  8. Komik dibuat lebih hidup serta diolah dengan pemakaian warna – warna utama secara bebas (Sudjana, 2007:64).
Kelebihan:
  1. Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik,
  2. Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik, serta
  3. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca
  4. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya,
  5. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak
  6. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain,
  7. Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain
Kelemahan:
  1. Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik, tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja, apabila minat baca telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta berbagai kegiatan yang kreatif, (Rohani, 1997:78).
  2. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar;
  3. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan atau pun tingkah laku yang kurang baik,
        Membuat komik tidak semudah seperti yang kita bayangkan, perlu alur gambar dan cerita yang dapat menghubungkan antara bagian satu dengan bagian yang lainnya. Sebelum membuat komik mereka harus
mengenal anatomi dari komik itu terlebih dahulu dan berbagai peralatan dasar yang harus disiapkan. Langkah-langkah dalam memproduksi komik yang praktis antara lain adalah:
  1. Teknik menggambar proporsi manusia,
  2. Eksyen, karakter dan emosi setiap tokoh,
  3. Ekspresi wajah,
  4. Teknik menggambar perspektif dan bayangan
  5. Membuat balon kata dan frame,
  6. Gaya gambar dan tata gambar,
      Media Grafis merupakan media yang dapat mengomunikasikan fakta-fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Salah satu media grafis meliputi Komik yang sangat berkaitan dengan kartun. Dengan demikian Komik dapat menciptakan penyampaian pesan yang akan diterima pada siswa yang berusia antara 11-12 tahun.
Sumber: https://docs.google.com/gview?url=http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pengembangan-media-komik-pembelajaran-matematika-untuk-meningkatkan-pemahaman-bentuk-soal-cerita-bab-pecahan-pada-siswa-kelas-v-sdn-ngembung.pdf&embedded=true

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Ayo Belajar Bersama.